Tega, Warga Menjerit Pemerintah Tak Kunjung Datang Kelokasi Bencana Banjir di Bojong Pondok Terong
- account_circle Redaksi
- calendar_month Sabtu, 12 Apr 2025

Keterangan foto: Banjir setinggi 1,5 meter menerjang Jalan Pisyandu Mawar, Kavling UI, Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kecamatan Cipayung, Kota Depok, Jum'at (11/04/2025).
Harianterbit.id Depok – Dalam gelapnya malam, air datang menghantam tanpa ampun. Banjir setinggi 1,5 meter menerjang Jalan Pisyandu Mawar, Kavling UI, Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kecamatan Cipayung, Kota Depok. Tanpa aba-aba. Tanpa alarm. Dalam hitungan menit, rumah-rumah yang selama ini jadi tempat berlindung berubah menjadi lautan lumpur dan genangan. Warga terbangun dalam kepanikan, hanya sempat menyelamatkan nyawa, bukan hartaharta, Jum’at (11/04/2025).
Tangisan anak-anak, jeritan ibu-ibu, dan wajah para orang tua yang bingung terpaku menyaksikan rumah mereka perlahan ditelan air. Rumah milik Bapak Tedy Suganda dan Ibu Badriah menjadi saksi bisu betapa kejamnya bencana ini. Tidak satu pun barang yang tersisa. Pakaian, kasur, dokumen penting, semua terendam.
“Air datang tiba-tiba, tidak ada waktu untuk apa-apa. Kami cuma bisa keluar sambil menggendong anak,” kata Ibu Badriah dengan mata berkaca-kaca, berdiri di genangan lumpur yang kini memenuhi ruang tamunya.
Namun yang lebih menyakitkan dari air bah adalah ketiadaan negara, Hingga hari ini, tak satu pun pejabat dari Pemkot Depok ataupun Pemprov Jawa Barat yang hadir di lokasi. Tak ada bantuan darurat, tak ada dapur umum, tak ada kepastian. Warga merasa seolah hidup mereka tidak terlihat.
Kondisi ini memicu keprihatinan dari tokoh aktivis nasional, Muhamad Yusup, Ketua Aktivis Jaringan Nusantara, yang langsung turun ke lokasi. Dengan sepatu penuh lumpur dan suara yang tegas, ia menyuarakan apa yang seharusnya jadi jeritan bersama rakyat.
“Kita tidak butuh janji manis! Warga butuh solusi, bukan sekadar dokumentasi. Mana Dinas PUPR? Mana BPBD? Mana Dinas Sosial Kota Depok dan Pemprov Jabar? Turunlah ke sini, jangan hanya rapat di ruang ber-AC!” tegas yusuf
Ia menambahkan bahwa sudah saatnya pemerintah berhenti menormalisasi bencana. “Ini bukan air biasa, ini air penuh kegagalan tata kelola. Jika tak ada tindakan nyata dalam 24 jam, kami akan mobilisasi bantuan dari rakyat untuk rakyat. Dan kami tidak akan diam,” ucapnya.
Warga kini hidup di pengungsian seadanya, tanpa sanitasi layak, tanpa selimut hangat, tanpa kejelasan masa depan. Anak-anak mulai batuk, lansia kelelahan, dan harapan perlahan tenggelam bersama perabot rumah mereka.
“Sampai kapan rakyat harus berteriak sebelum didengar? Sampai kapan pemerintah menunggu headline sebelum bertindak? Banjir ini bukan hanya tentang cuaca, ini tentang abainya sistem. Warga Bojong Pondok Terong tidak minta dikasihani, mereka hanya ingin hak mereka sebagai warga negara: diperhatikan, dilindungi, dan diberi kepastian.” Pungkasnya
- Penulis: Redaksi