Kacau, Warga Tapian Nauli Keluhkan Proyek Rabat Beton Jalan Diduga di Kerjakan Asal Jadi
- account_circle David
- calendar_month Jumat, 22 Agt 2025

Keterangan foto: Proyek Jalan di Kelurahan Tapian Nauli, Kecamatan Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Harianterbit.id Sumatra Utara – Warga Kelurahan Tapian Nauli, Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, mengeluhkan kualitas pembangunan rabat beton yang bersumber dari Anggaran Dana Kelurahan (ADK). Proyek tersebut dikerjakan di Jalan menuju Lingkungan Dolok Tapalan.
Masyarakat setempat awalnya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dari tingkat kelurahan, kecamatan, hingga kabupaten karena telah memberikan bantuan pembangunan infrastruktur. Namun, warga menilai hasil pekerjaan rabat beton itu sangat mengecewakan karena terkesan dikerjakan asal jadi.
Menurut keterangan salah satu RT yang pernah dipanggil ke kantor lurah, disebutkan bahwa proyek ADK dikerjakan oleh pihak pemborong. Namun, di lapangan warga justru melihat lurah Tapian Nauli sendiri yang mengelola langsung pembangunan tersebut.
“Kami merasa dirugikan, bahkan seolah-olah dibohongi dengan berbagai cara,baik tentang janjikan mengelolah ADK maupun dengan Lampu tenaga surya yang di janjikan tahun 2022 lalu hingga di kutip uang pasangannya 300 ribu per unit Namun sampai sekarang belum kunjung di salurkan lampunya kepada warga yang sudah memberikan uangnya, selain itu, Saat pemilihan Bupati 2024 lalu, lurah pernah menjanjikan kalau ADK keluar maka masyarakat yang akan mengelolanya. Faktanya tidak demikian,” ujar Salah seorang warga Dolok Tapalan, Kamis (21/8/2025).
Warga menambahkan, sebelum bantuan pemerintah turun, masyarakat sudah berinisiatif melakukan gotong royong dengan iuran swadaya untuk membangun rabat beton. Harapannya, jika proyek dikerjakan oleh masyarakat, maka kualitasnya lebih baik dan sesuai RAB.
Namun kenyataan di lapangan, dari tujuh titik pembangunan yang dikerjakan, satu titik merupakan hasil swadaya masyarakat, sementara enam titik lainnya berasal dari dana pemerintah. Dari enam titik itu, dua sudah hancur total, empat lainnya rusak parah, dan semuanya tidak sesuai spesifikasi.
“Dalam RAB disebutkan ketebalan 15 cm, tapi di lapangan hanya 4 sampai 5 cm saja. Jelas tidak sesuai,” tambah warga.
Masyarakat Dolok Tapalan berharap pemerintah daerah segera menindaklanjuti dugaan penyelewengan ADK tersebut agar pembangunan benar-benar bermanfaat bagi warga dan tidak merugikan masyarakat
Hingga berita ini di terbitkan, Awak media masih berupaya untuk mengkonfirmasi pihak-pihak terkait.
- Penulis: David