Hijau Rumput Golf dan Gemerlap Lampu Vs Kemiskinan Akut Rakyat Maluku, AMMI: Maluku Galap
- account_circle Redaksi
- calendar_month Selasa, 6 Mei 2025

Foto Istimewa (Red)
Harianterbit.id Maluku – Maluku adalah wilayah kepulauan sehingga punyai istilah Seribu pulau. Luas lautan yang mencapai 92,4 persen yang membentang dari ujung Tenggara sampai di Pesisir Barat itu, hanya memiliki 7,6 persen luas daratan. Akses transportasi yang terbatas menjadi faktor utama dalam sulitnya peningkatan ekonomi daerah.
Aspirasi Milenial Maluku Indonesia turut mengkritisi pejabat Maluku yang bernuansa hedonis dalam gelaran silaturahmi. Anes Huninhatu, Kadiv APRO Koornas AMMI, mengkritik keras hal tersebut. Menurutnya, agenda tersebut menunjukan adanya krisis moral di dalam Pemerintahan Provinsi Maluku.
“Menurut kami, agenda silaturahmi pejabat Maluku di lapangan Golf ini, tidak mencerminkan moral yang baik. Apalagi kondisi ekonomi Maluku hari ini sangat prihatin, dengan makin menurunnya belanja masyarakat.” ujar Anes, Selasa (06/04/2025)
Pemuda asal Kepulauan Tanimbar itu juga menyebutkan. Bahwa Maluku saat ini masih mengalami kemiskinan yang ekstrim. Baik secara nasional ataupun tingkat provinsi. Kata dia, hal ini berkaitan dengan kebijakan pusat yang terkesan diskriminatif dengan negeri raja-raja tersebut.
“Kebijakan pusat mengenai sentralisasi dalam hal penangkapan ikan di zona WTP di Maluku ini bukti diskriminasi untuk kita. Bayangkan, hasil laut yang begitu besar ini hanya di monopoli oleh perusahaan untuk kepentingan pusat.” tambahnya
Selain itu, Koordinator Aspirasi Milenial Maluku Indonesia, Fauzan Ohorella, juga menyayangkan kinerja pejabat yang hanya sebatas di lisan saja. Menurut dia, keseriusan pejabat Maluku di pertanyakan dalam perjuangkan kekayaan Maluku yang bersumber dari laut.
“Istilah saya untuk pejabat Maluku, hanya seperti makan sirih-pinang aja. Berbekas tapi cuma di gigi dan mulut. Padahal, jika pemerintah daerah mau serius, penghasilan dari laut bisa jadi Pendapatan Asli Daerah (PAD), bahkan lebih besar dari APBD untuk Maluku.” ungkap Fauzan
Fauzan juga menyayangkan, sikap pejabat Forkopimda Maluku yang bermain golf untuk saran silaturahmi. Menurut aktivisi asal Maluku Tengah itu, hal ini meniadikan Maluku makin Gelap dari cita-cita membangun. Pasalnya, pemprov Maluku saat ini sedang memiliki hutang yang begitu besar.
“Saya heran. Ditengah efisiensi anggaran dan numpuknya hutang pemerintah provinsi, para eksekutif Maluku, masih bisa bersantai bermain golf untuk tujuan silaturahmi. Padahal dari hutang ini, Maluku jadi makin terpuruk siklus ekonominy.” tambahnya
Terakhir, dia juga menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) Blok Masela hanyalah omong kosong bagi Maluku. Kata dia, proyek Gas abadi Itu, hanya jadi nina bobo, bagi Maluku yang masih pemegang provinsi termiskin nomor 4 secara nasional dan data Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat.
“Menurut saya itu (Blok Masela) omong kosong. Proyek yang katanya serap ratusan ribu tenaga kerja itu tidak konsisten. Katanya mulai eksploitasi 2025 tapi mundur lagi 2030. Jelas ini nina bobo untuk masyarakat Maluku,” pungkasnya
- Penulis: Redaksi
- Editor: David