Guru Pulau dan Keluh Kesah
- account_circle Redaksi
- calendar_month Jumat, 24 Sep 2021
Guru SD 2 Gili Indah (Dokumen pribadi)
Harianterbit.id Lombok Utara – Pandemi Covid-19 tak menyurutkan semangat para guru di pulau-pulau terluar Indonesia untuk produktif dalam mengajar. Justru pandemi ini telah menjadi tantangan bagi para pendidik untuk kreatif memberikan pengajaran kepada para murid. Semakin terlihat kesulitannya terutama para guru yang bertugas di pulau-pulau atau dalam masyarakat lombok di sebut gili
Di Gili Trawangan saja ada satu Sekolah Dasar dan satu Sekolah menengah pertama, dengan jumlah guru yang menetap di pinggir hampir 85% ini menyulitkan mereka untuk bisa sampai tepat waktu di gili, resiko perjalanan kadang mereka menemukan kondisi cuaca extrim dan juga bisa terlambat sampai di sekolah. Ketinggalan kapal juga sering mereka alami.
Menurut Zam salah seorang guru di SD 2 Gili Indah tepatnya di gili trawangan, terkadang kami menunggu tumpangan spead boat yang di carter oleh tamu menuju gili untuk bisa sampai di Lombok (bahasa lokal), tapi tidak bisa banyak hanya dua sampai tiga orang saja sementara jumlah kami belasan guru yang mengajar di Gili trawangan belum lagi di gili meno dan gili air.
Terkadang saya harus menahan malu karena terlalu sering menumpang dalam jumlah besar itu saya lakukan sejak Tahun 2017 berulang setiap hari pergi dan pulang sekolah. Sampai jika memiliki uang lebih saya dan teman-teman berinisiasi patungan ala kadarnya untuk membayar kapal tutur Murdani salah seorang guru olah raga di Gili Trawangan.
Kami selaku guru pulau memohon kepada Pemda Kabupaten Lombok Utara dan DPRD Lombok Utara agar lebih di perhatikan nasib para guru yang ada di tiga Gili saat ini mengingat perjuangan mereka melintasi laut selama satu jam lamanya.
Mungkin bisa di fasilitasi kapal atau biaya penyeberangan agar kami bisa beraktifitas dengan nyaman tanpa ada hambatan di penyeberangan.
Penulis : Anton Riadi
Editor : Nanang Kusumayadi
- Penulis: Redaksi
