HARIANTERBIT.ID. BANJAR PATROMAN–Hj.Enju Juanda alias Ny.Mimin Mintarsih(70) adalah seorang janda tua, warga Desa Purwaharja, Kota Banjar Patroman, Propinsi Jawa Barat,.
Tetapi wanita tua ini ternyata seorang sosok ibu yang kreatif dan tabah serta pejuang gigih ,dalam menyekolahkan anak-anaknya hingga sebanyak 6 anaknya telah lulus sarjana semua.
Bahkan dua orang diantaranya ada yang menamatkan S3, tiga orang lainnya lulus S2 dan yang bungsu lulus S1.
Suami Mimin mintarsih adalah Enju Juanda almarhum yang berprofesi sebagai kepala sekolah teknik di Kota Banjar patroman. Dan suaminya meninggal sekitar tahun 80-an.
BACA JUGA;DR.IR.HJ.Minda Patriah,M.Pd.i,”Ingin Mengembalikan Marwah Anggota Dewan Yang Sesungguhnya”
Sepeninggal suaminya, Mimin mintarsih tetap gigih berjuang mempertahankan hidupnya, dengan cara jadi pengrajin ranginang. Yang juga ditahun-tahun tersebut dirinya sempat dipercaya masyarakat sekitar Desa Purwaharja, sebagai KETUA PKK(Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) yang selanjutnya membikin kelompok usaha yang disebut UMKM(usaha mikro kecil dan menengah).
Sehingga ia memimpin 20 pengrajin Ranginang di UMKM tersebut.
BACA JUGA:Aksi Unjuk Rasa Berapi-api,Pemuda KEPAL : Memburuknya Drama HGU PTPN VIII di Kabupaten Lebak
Dan Lebel Ranginang yang diproduksinya adalah Ranginang Domas, yang telah cukup terkenal dipasar-pasar yang ada diwilayah,Kota Banjar patroman,Ciamis, Tasik Malaya , Bandung dan Jakarta.
Produksi dari UMKM yang dipimpinnya tersebut telah diperjual belikan ataw menembus beberapa kota sekitar Propinsi Jawa Barat ,juga beberapa kota besar lainnya.
Baca Juga:Survei INES : Elektabilitas Prabowo 42,8 persen, Ganjar 26,8 persen
“Beras ketan adalah bahan bakunya dan rata-rata tiap kelompok per satu pekan bisa memproduksi satu(1) kwintal dengan harga per satu Kg nya @Rp.35.000.dan kami telah bisa memberdayakan sebanyak 160 orang dari dua puluh kelompok”ujar Ny.Enju Juanda alias Hj.Mimin Mintarsih,Saat berbincang ringan dengan wartawan ini,Jumat(11 Agustus 2023)
Bantuan modal pernah diterima kelompok binaannya dari Bank Indonesia sebagai pemberi pinjaman dengan sistem pembayaran bunga lunak . Sedangkan dari pihak Dinas Perindag setempat hanyalah berupa pelatihan.
“Kalau saya memulai usaha sebagai pengrajin Ranginang,itu sebesar Rp.10 Juta. Dan syukur Alhamdulillah, saya sudah melaksanakan ibadah haji bahkan ibadah umroh sebanyak tiga kali ,plus nyekolahin 6 anak saya dan seluruhnya lulus sarjana, bahkan satu orang kini tengah mempersiapkan Gelar Profesor, sekaligus jadi seorang dosen Tata Boga di ITB Bandung”pungkasnya.**(ASEP WAWAN ERAWAN).
