Harianterbit.id Banten – Direktur Eksekutif Yayasan Cahaya Guru, Muhammad Mukhlisin menyatakan, upaya komprehensif dan kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan swasta, diperlukan untuk mencegah dan menangani kekerasan di satuan pendidikan.
“Kebijakan Permendikbud 46 tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan (PPKSP) tidak boleh berhenti sebatas kebijakan,” terang Mukhlisin, dalam keterangan tertulis yang diterima Harianterbit.com, pada Selasa, 17 Juli 2024.
Ia mengungkapkan, bahwa pelatihan Guru Kebinekaan perlu dihidupkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pencegahan dan penanganan. Sekolah dan guru yang masih bingung terhadap implementasi kebijakan ini harus dibantu, sehingga mekera bisa melakukan pencegahan kekerasan di lingkungan pendidikan.
“Oleh sebab itu, kami menginisiasi peningkatan kapasitas guru, terutama untuk daerah-daerah yang membutuhkan seperti di Lebak ini,” ucap Mukhlisin.
YCG berharap, setelah pelatihan ini para guru terbangun kesadarannya dalam menyemai keragaman dan mencegah kekerasan. Serta, meningkatnya iklim keamanan dan kebinekaan di sekolah-sekolah di Lebak.
“Demi terciptanya lingkungan sekolah yang selamat dan bahagia. YCG juga membuka ruang kolaborasi untuk memperluas modul dan program pelatihan guru dalam pencegahan dan penanganan kekerasan di sekolah,” tandas pria asal Pati ini.
Hal senada disampaikan oleh Kepala Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbud Ristek, Rusprita Putri Utami, menyampaikan pada hasil Asesmen Nasional pada pada 2024 di Kabupaten Lebak, iklim keamanan sekolah jenjang SD dan SMP sudah kategori baik, namun jika merujuk indeks kebinekaan jenjang SD dan SMP masih tergolong sedang.
“Hal ini mengindikasikan sekolah baru mulai mengembangkan suasana proses pembelajaran menjunjung toleransi agama, kepercayaan, budaya serta pengalaman pendidikan berkualitas, mendukung kesetaraan agama dan memperkuat nasionalisme,” Ungkap Prita.
Pelatihan yang diinisiasi Yayasan Cahaya Guru, kata dia, dianggap sesuai dalam mendukung menciptakan iklim kebinekaan di sekolah. Serta membantu mencegah dan menangani kekerasan yang menjadi program prioritas kemendikbud ristek saat ini.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Lebak, Maman Suryaman mengapresiasi kegiatan Pelatihan Guru Kebinekaan ini. Dia berharap, setelah mengikuti kegiatan ini, para guru dapat menularkan kembali pengelolaan keragaman dan pencegahan kekerasan di sekolah masing-masing.
“Terima kasih karena teman-teman Yayasan Cahaya Guru dan IIM yang bersedia menyelenggarakan kegiatan di Lebak, harapannya kedepan bisa menghadirkan tidak hanya 50 guru saja, tapi lebih dari itu,” pungkas Maman Suryaman.
Kendati demikian, Head of CSR PT. Insight Investments Management (IIM) Muhammad Isnaeni Setiawan, menyatakan bersyukur bisa membantu YCG berkontribusi dalam kegiatan pencegahan dan penanganan kekerasan.
Menurutnya, kegiatan ini bagian dari upaya perusahaan dalam mewujudkan nilai-nilai Sustainable Development Goals.
“Kami ingin menjangkau peningkatan kualitas pendidikan di daerah-daerah Indonesia melalui para guru. Harapannya, para guru SD dan SMP yang mengikuti pelatihan ini dapat meneruskan ke anak-anak,” ujarnya.
“Karena investasi untuk masa depan, tidak hanya uang. Anak-anak yang cerdas dan berkarakter juga bagian dari investasi masa depan,” imbuh Isnaeni.
Diketahui, lebih dari 50 guru perwakilan SD dan SMP di Kabupaten Lebak, Banten menyatakan stop kekerasan dipimpin oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak, Maman Suryaman.
Hal itu dinyatakan dalam Pelatihan Guru Kebinekaan yang dilaksanakan oleh Yayasan Cahaya Guru (YCG), berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak dan didukung oleh PT. Insight Investments Management (IIM), pada Sabtu, 13 Juli 2024.