Harianterbit.id Bangka Belitung – Salah seorang Tokoh Masyarakat Bangka Belitung, Bujang Musa mengungkapkan bahwa aroma money politics dan dugaan penyusupan pencoblosan sangat terasa di wilayah Bangka Belitung. Karena itu, Bujang Musa yang berprofesi sebagai Advokat mengingatkan seluruh anggota masyarakat, terutama kepada para petugas, agar menghentikan praktik-praktik politik kotor dalam peroses Pesta Demokrasi di Pemilu 2024 ini.
“Politik uang atau money politics untuk meraih suara masyarakat oleh para oknum Caleg, mulai dari DPRD Kabupaten/Kota hingga DPR RI diduga marak di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,” ujar Bujang Musa kepada wartawan, Selasa (13/2/2024).
“Namun, sebagian masih ada para Caleg dan masyarakat yang cerdas, yang tetap menolak politik uang,” lanjutnya.
Bujang Musa yang juga Ketua Lembaga Bantuan Hukum Bangka Belitung, memperingatkan penyelenggaraan Pemilu, yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU). Serta, kata Bujang aparat Kepolisian, untuk melakukan tindakan preventif terhadap potensi-potensi kecurangan dalam proses Pemilu.
Selain upaya preventif, lanjut Bujang, tindakan tegas berupa proses hukum harus dilakukan bagi para pelanggar, yang melakukan money politics.
“KPU dan pihak Kepolisian harus lebih pro aktif menjaga di setiap Tempat Pemungutan Suara, agar demokrasi kita berjalan dengan baik. Nilai dari setiap suara bervariasi mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu per pemilih,” ujar Bujang.
Yang sangat miris lagi, ungkap Bujang Musa, kertas suara cadangan sebanyak 2,5 persen yang dilebihkan untuk mengantisipasi kertas suara rusak, malah akan dijadikan sebagai peluang jual beli suara.
“Kertas suara cadangan malah terindikasi akan dijadikan ajang jual beli suara,” ucap Bujang.
Kemudian, lanjut Bujang Musa, ditemukan sejumlah indikasi adanya kedekatan para oknum tertentu dengan petugas di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS). Hal ini sangat berindikasi adanya dugaan permainan di antara mereka.
Bujang Musa juga memperingatkan, agar petugas dan pelaksana Pemilu bersungguh-sungguh melaksanakan tugasnya, dan jangan mencederai Pesta Demokrasi di Pemilu 2024 ini.
“Selain itu, perlu dilakukan pengawasan proses dan pelaksanaan pencoblosan di pelosok-pelosok, di Lapas (Lembaga Pemasyarakatan), dan lain-lainnya, sebab tempat-tempat itu mudah dan disusupi oleh para oknum. Saya menghimbau masyarakat dan kita seluruhnya, mari kita jalankan pesta demokrasi ini menjadi bersih dan bertanggungjawab,” tutur Bujang Musa.
“Dan saya berharap rakyat harus pintar dan cerdas, jangan tergoyah dengan nilai suara Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu yang akan membuat kita menderita selama 5 tahun ke depan,” tandas Bujang Musa. (Wawan)