Pengusiran Dirut KS Bentuk Pimpinan DPR Tak Paham Materi
Pengurus Bara JP Banten, Yusuf Reza Soleman, Selasa (15/2)
HARIANTERBIT.ID SERANG – Terjadinya arogansi pengusiran yang dilakukan oleh pimpinan sidang Komisi VII DPR RI terhadap Direktur Utama Krakatau Steel (KS) saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) mendapat sorotan keras dari Pengurus Bara JP Banten, Yusuf Reza Soleman atau Yures. Menurutnya, ketidak pahaman materi pembahasan terkait Krakatau Steel atau Keras menjadi pemicunya.
“Jadi bentuk arogansi atau ketidak pahaman pimpinan Komisi VII saat RDP dengan Dirut KS menjadi pemicunya, atau patut diduga aksi arogansi tersebut bagian dari titipan dari mafia impor baja.”kata Pengurus Bara JP Banten, Yures kepada awak media, Selasa (14/4) di Banten.
Selain itu, kata Yures, Pertama, saat pembahasan Blast Furnace tercetus kalimat maling teriak maling oleh dewan tersebut. Padahal terjadinya kasus blast furnace adalah sebelum masa kepemimpinan Silmy di Kras.
Baca juga : Komisi VI DPR RI Desak Menag Urus Kelangkaan Minyak Goreng
Selanjutnya, kedua apakah dewan tersebut tidak pernah update berita, bahwa penghentian blast furnace adalah karena ketika dilanjutkan akan menimbulkan kerugian 1,6 t pertahun. Selemtara itu, Ketiga, lagi lagi apakah dewan tersebut buta informasi bahwa setelah delapan (8) tahun yang lalu kras merugi, barulah di masa kepemimpinan Silmy Karim Kras mendapatkan profit…
“Maka wajar timbul pertanyaan itu arogansi karena lemah nya pemahaman, Kalau ada pihak yang menghambat penolakan impor baja, bisa jadi, pihak itu ikut bagian dalam mafia impor baja yang membuat industri baja dalam negeri menjadi terpuruk, Ayo jokowi sikat mafia baja impor.”tegas Yures.
Baca juga : Bara JP Banten Konsisten Kawal Program Jokowi
Selanjutnya, Yures menambahkan, bahwa seharusnya DPR, dalam hal ini pimpinan sidang RDP berlaku bijak. Yakni menerima keluhan dan masukan dari masyarakat terkait problem memajukan industri baja nasional.
“Namanya kan rapat dengar pendapat, ya dengarkan dong keluhannya apa. Kemudian dicarikan jalan keluar dari keluhan dan masalah yang dialami KS, bukan malah mengusir. Kalau diusir, jadinya semakin sulit mencari jalan keluar dalam memajukan industri baja nasional,”tutur Yures.