Menulis Sebuah Kebenaran

Mantan Aktivis dan Relawan Buka Cafe di Tangerang, Begini Ceritanya

Owner Cafe Babelu, Adi Sopian, Sabtu (13/11)

HARIANTERBIT.ID BANTEN – Semangat untuk mengembangkan usaha kedai kopi di tengah pandemi, dirasakan Adi Sopian (40) tahun.

Padahal, kondisi saat ini Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tengah menurun minatnya.

Belum lagi kebijakan pemerintah tentang pembatasan wilayah yang mengharuskan sejumlah usaha seperti itu tutup dalam waktu tertentu.

Namun, pria yang biasa dipanggil Baba tersebut tak gampang patah semangat dan optimis akan sukses menjalankan usahanya.

 

Baba merupakan Owner dari Cafe Babelu yang terletak di Jalan Bumi Raya Mas, Nomor 1B, Kelurahan Cikokol, Kecamatan Cikokol, Kota Tangerang.

Berdasarkan pengakuan Baba, usaha Cafe Kopinya baru saja dilauncing dan peminat yang datang masih relatif sedikit. Meski demikian dengan pengalamanya sebagai aktivis kampus, dia optimis banyak pengunjung yang datang ke Cafe-nya.

“Modal jaringan dulu saat aktivis kampus atau relawan. Saya optimis banyak peminat yang datang mengunjungi usaha Caffe Babelu.”ucap Owner Cafe Babelu, Adi Sopian, Sabtu (13/11) di kediamanya.

Baca juga

Baba mengakui, pihaknya belum melakukan promosi atau launcing besar-besaran dikarenakan situasi masih pandemi. Baba menyebutkan, untuk promosi baru dilakukan hanya dari mulut ke mulut.

“Promosi terkait Cafe Babelu, masih dari mulut ke mulut dan japrian lewat WhatsAap dengan jaringan kampus ataupun relawan Jokowi.”jelas Baba dengan nada lantang dan optimisis.

Baba menceritakan, untuk pemakaian nama Babelu sendiri, dia terinspirasi tentang histori dari Ibukota Jakarta. Dimana kata Baba, Bebe merupakan panggilan kepada sosok orang tua.

“Pengambilanya dari DKI, dimana Babe itu panggilan untuk orang tua, jadi kite ye, kudu hormat sama orang yang lebih tua, begitu.”tutur Babe sambil menunjukan racikan kopi yang dibuatnya sendiri.

Baca juga 

Disinggung terkait harga, Baba meyakini, bahwa kopi di tempatnya ia berjualan sangat murah. Kata Baba, untuk satu gelas Caffe Late dia hanya menjual Rp.15.000 (lima belas ribu) itupun nantinya dapat potongan Rp.5000 (lima ribu). Sementara untuk harga Kopi Ekspreso, dia menjualnya Rp.10.000 (sepuluh ribu rupiah).

“Harga pariasi, tapi gak lebih diatas 20 ribu, bahkan di sini kawan-kawan bisa gratis bermain Billiard dan fre WiFi.”tutur mantan Alumni Kampus Universitas Bung Karno tersebut.

Baba berharap, nantinya ketika orang-orang yang datang ke Cafe Babelu tak sekedar meminum kopi atau bermain Billiard. Kata Baba, pengunjung bisa menjadikan Cafe-nya tempat diskusi-diskusi kritis tentang kondisi negara ataupun kegiatan politik.

Ditanya soal hasratnya tentang terjun ke politik, pihaknya masih merasa berminat dan menurutnya, ia masih melakukan konsolidasi di akar rumput. Kata Baba, dunia aktivis dan politik tak bisa dipisahkan.

“Nanti tunggu tanggal mainnya, intinya saat ini lebih focus untuk membesarkan usaha kopi di Kota Tangerang. Tempat ini bisa jadi ajang konsolidasi dan diskusi gerakan.”terang pria yang tak berambut tersebut. (Red)

You might also like