ETOS Minta Pengumuman Hasil Pilpres Jangan Dilakukan Seperti Sebelumnya, Ini Bahayanya

Avatar of admin
Hasil Survey ETOS, Prabowo Masuk Putaran 2
Keterangan foto : Direktur Eksekutif ETOS Indonesia Institute Iskandarsyah menyampaikan hasil survey terbarunya untuk Pilpres 2024.

Harianterbit.id Jakarta – Direktur Eksekutif ETOS Indonesia Institute yang juga pengamat politik Iskandarsyah menanggapi perihal persiapan pengumuman hasil rekapitulasi Pilpres yang akan dilaksanakan pada Rabu 20 Maret 2024 besok. Menurut Iskandar pengumuman harus dilakukan sesuai mekanisme yang baik dan benar.

“jangan pagi-pagi buta seperti tahun-tahun sebelumnya, ini sangat riskan dan rawan konflik, “kata Iskandar kepada awak media di Kejagung RI, Selasa (19/3/2024)

Dikatakan Iskandar, pengumuman itu pun harus ada pertanggung jawabkan nanti. Kata Iskandar, walaupun kelak nantinya ada gugatan ke MK dan lain-lain, karena itu mekanisme nya.

“Jangan benturkan lagi rakyat dengan rakyat, ” jelas Iskandar.

Iskandar menyebut, Konflik itu biar aja diatas, khan elit secara ekonomi bagus semua, konflik pun tak masalah. Mereka tetap makan berkecukupan, anak-anaknya tetap sekolah di sekolah-sekolah bagus, tapi kalau rakyat kan tidak,” sebut Iskandar.

“Maksudnya bentur rakyat dengan rakyat?, pertama adalah keamanan, anggota Polri kan juga rakyat, dibenturkan dengan rakyat yang memprotes hasilnya. Itu yang harus kita hindari, sudah cukup rakyat jadi objek penderita kaum atas kata Iskandar lagi, ” tutur Iskandar.

Iskandar menjelaskan, apabila KPU mau laksanakan pengumuman ini dengan benar ya monggo lakukan saja. Kata Iskandar, dengan waktu yang tepat, supaya rakyat tetap menerima dengan baik.

“Untuk rakyat lihat saja, tak perlu turun-turun ke jalan, ada mekanisme disitu yang kita lihat saja, karena pemainnya ya elit diatas, jadi tak perlu buang-buang energi membela etit yang belum tentu membela rakyat, ada saatnya nanti rakyat akan bergerak kok, tanpa dikomandoi, tanpa di organisir, semua bergerak dengan cara Allah, percaya lah itu, ” tutup Iskandar menutup wawancara nya.

banner 325x300
Ikuti kami di Google News