Penulis_: Jaelani Ibnu Surya, S.Pd.I
Harianterbit.id. Banten – Hari ini, kita semua bersyukur dan bergembira ria. Karena, bertepatan dengan hari Senin, 12 Rabi’ul Awal. Lebih kurang seribu tiga ratus lima puluh dua tahun silam atau tepatnya 53 tahun sebelum hijrah dari Mekah ke Madinah, telah lahir seorang nabi yang amat mulia. Seorang rasul yang amat luhur. Beliau adalah Rasulullah, Muhammad saw, _asyraf al-anbiya wa al-mursalin.
Dari 124.000 nabi yang pernah diberi wahyu oleh Allah,swt. Ada 313 orang adalah rasul, sedang yang tercatat secara abadi dalam al-Qur’an hanya 25 orang rasul. Dari rasul sebanyak itu, 5 rasul diantaranya adalah rasul unggulan dikenal dengan _ulul azmi_, yaitu nabi Nuh,as, Ibrahim,as, Musa,as, Isa,as, dan Nabi Muhammad,saw (Prof.Dr.Wahbah az-Zuhayli, _At-Tafsir al-Munir_ _fi al-‘Aqidah wa asy-Syari’ah_ _wa al-Manhaj_ , Juz.III-IV).
Kita bergembira karena memang pantas untuk itu sebab Allah swt menyebut hal itu dalam kitab suci al-Qur’an, Katakanlah (Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka ber gembira. Itu lebih baik dari pada apa yang mereka kum- pulkan” (QS.Yunus,10:58).
Deklarasi kedatangan Rasulullah,saw disebutkan secara eksplisit dalam QS.at-Taubah,9:128, “Sungguh, telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, terasa berat olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang yang beriman”.
Kita semua amat membutuhkan kehadiran Rasulullah,saw. Bahkan, seluruh alam semesta sangat mendambakan kehadirannya. Betapa tidak, kehadirannya dengan _risalah_ _ilahiyyah_ yang diusungnya menjawab tantangan dan kebutuhan zaman, dulu, sekarang, dan yang akan datang.
Dulu, pada saat masyarakat di Timur Tengah, sedang hidup di masa serba tidak tahu _jahiliyyah_ . Pada saat yang sama, masyarakat di Barat sedang _in the dark age_ zaman kegelapan. Baru saja ditinggalkan nabi Isa al-Masih,as dan belum ada nabi baru. Rasulullah saw tampil mengisi kekosongan itu dengan amat elegan, menyampaikan al-Qur’an yang mencerahkan dalam QS.al-‘Alaq,96:1-5.
Pesannya, untuk bisa hidup tercerahkan maka penguasaan ilmu, iman, dan amal (QS.al-‘Alaq,96:1) adalah mencerahkan. Di bidang teologi, pada saat Yahudi berkata Uzair putera Allah, sementara Nasrani menegaskan Al-Masih putera Allah,swt (QS.at-Taubah,9:30). Di pihak lain, orang-orang musyrikin Arab menyatakan bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah,swt.
Pada kondisi demikian, Rasulullah saw tampil mencerahkan bahwa Allah swt itu esa. Dia,swt tempat bermohon semua makhluk. Dia,swt tidak beranak dan diperanakkan. Tidak ada satupun yang serupa dengan-Nya (QS.al-Ikhlas,112,1-4).
Di bidang syari’ah, Rasulullah saw dengan risalahnya mencerahkan kehidupan hukum masyarakat internasional. Dalam al-Qur’an, hukum _qishash_ dalam Taurat diakui sebagai bagian dalam sistem syari’at. Hukum _diyat_ dalam Injil juga diakomodasikan dengan baik bahkan diterapkan secara bijaksana dalam praktek. Karena, Taurat dan Injil yang asli keduanya dari Allah,swt. Kedua hukum itu dioperasikan secara tepat dalam praktek kekinian di era kontemporer.
Misalnya, kasus TKWI yang diadili karena dituduh membunuh majikannya. Dalam persidangan ia menyatakan itu bukan karena unsur kesengajaan melainkan karena terpaksa karena mau diperkos. Secara syariat mestinya di hukum _qishash_ , tetapi karena ternyata pihak keluarga majikan itu memaafkan. TKWI itu dibebaskan dengan adil dengan membayar sejumlah kompensasi atau _diyat_ .
Di era informasi ini, ketika adanya ketidakharmonisan hubungan kekeluargaan antara orang tua dan anak, begitu sebaliknya. Seperti kasus anak bunuh orang tua dan orang tua bunuh anak kandungnya sendiri dalam kasus berbeda.
Rasulullah,saw tampil elegan dengan menyodorkan solusi efektif berupa keharusan anak memuliakan orang tua pada QS.an-Nisa,4:36 dan kewajiban orang tua untuk menjaga, melindungi, merawat, membesarkan dan mendidik anaknya agar bersama-sama keluarga terbebas dari ancaman api neraka (QS.at-Tahrim,66:6).
Sejatinya, bukan cuma kita yang bersyukur dan bergembira karena kelahiran Nabi Muhammad,saw. Tetapi seluruh dunia, bahkan alam semesta mengekspresikan rasa syukurnya pada Allah,swt dengan kelahiran Rasulullah,saw. Beliau,saw memang berbeda dengan nabi-nabi lain seperti nabi Musa,as dan nabi Isa,as yang diutus hanya untuk kalangan terbatas Bani Israil saja. Rasulullah,saw diutus untuk seluruh alam semesta _rahmatan lil ‘alamin_ (QS.al-Anbiya,21:107).
Selamat Hari Maulid Nabi Besar Muhammad,saw. Semoga Allah,swt senantiada memuliakan Rasul-Nya dan kita semua mendapat _syafa’at al-‘uzhma_ Rasulullah,saw. Aamiin yra. Shollu’Alaihi wasallimtasliman, Syukron atas Atensinya!