Air Dalam Kajian Al-Qur’an dan Sains

Avatar of Redaksi

 

Abdurrahman Siregar

Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir

Fakultas Ushuluddin Universitas PTIQ Jakarta

Email: regarisme@gmail.com

 

Air Dalam Kajian Al-Qur'an dan Sains I Harian Terbit

Abstrak

Air secara penamaan dan dalam defenisi bahasa memiliki banyak makna, diantaranya, berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘nero”, selain itu juga berasal dari bahasa Yunani Kuno ‘hydor’, sementara dalam bahasa Inggris ‘water’ atau ‘liquid’.[1] Sementara dalam definisi Bahasa Arab ماء)) mā’, hal ini dalam bentuk mufrod dan miyahun dalam bentuk jamak.[2] Dalam bahasa Indonesia sendiri ‘air’, kamus besar bahasa Indonesia sendiri mengartikannya sebagai pertama: cairan jernih tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau yang diperlukan oleh manusia, hewan dan tumbuhan. Yang secara kimiawi hal tersebut mengandung hydrogen dan oksigen. Kedua: suatu benda cair yang terdapat dalam sumur, sungai, danau. Hal tersebut bisa mendidih diatas 100 drajat C. sementara keterangan lain ditemukan air dalam bentuk cair hanya dijumpai di bumi, sementara di luar bumu berbentuk gas atau es.[3]

Sementara secara terminology Sitanala Arsyad mengatakan air adalah senyawa gabungan antara dua atom hydrogen atau satu atom oksigen menjadi H2O. Effendi sendiri mengartikan air sebagai salah satu sumber energi gerak dan Bambang Agus Murtidjo mendefinisakan air sebagai substansi yang mempunyai keistimewaan sebagai penghantar panas sangat baik, sehingga air di dalam tubuh lebih penting dari makanan.[4]

Kalau dilihat dari pemaparan diatas, air dapat dipahamu menjadi salah unsur yang diciptakan oleh Allah sebagau bagain dari unsur kehidupan yang ada di alam semesta ini. Oleh karennya air merupakan unsur utama dalam penciptaan langit dan bumi dan air merupakan mukjizat yang telah dianugrahkan bagi makhluk hidup di alam ini. Ada banyak ayat yang menceritakan air di dalam al-Qur’an, tiga diantaranya dalam surah al-Baqarah ayat 22, dalam surah al-An’am ayat 99 dan dalam surah Yunus pada ayat 24. Ayat tersebut lah dan bebrapa ayat lainnya yang berhubungan dengan air akan di jelaskan dalam artikel ini.

Oleh kareannya dari pemeparan diatas titik masalah yang ditemukan ialah bagaimana konsep air dalam al-Qur’an. Selain itu pada penelitian ini akan menggunakna metode penelitian pustaka.

Sementara kesimpulan yang ditemukan beberapa fungsi air yang dijelaskan dalam al-Qur’an adalah sebagai air minum, bersuci, untuk menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, untuk hewan, sebagai obat, untuk menghidupkan tanah.

Al-qur’an diketahui sebagai pedoman wajib oleh semua umat muslimin dimanapun berada. Selain itu Al-qur’an sebagai sumber hukum bagi umat Islam dalam menjalani amal ibdah kepada Allah SWT. Tentu dengan Al-qur’anlah kaum muslimin dapat memahami apa saja yang diperintahkan oleh Alllah dan yang dilarangnya. Dengan wasilah mukjizat yang Allah turunkan kaum muslimin dapat menyadari bahwa sebenarnya tidak mungkin nabi Muhammad SAW yang membuat semua yang ada di alam raya ini. Karena hal tersebut terdapat hal-hal gaib yang tidak seorang dapat membuatnya dan mengetahuinya.

Diantara bukti bahwa Al-qur;an sebagai mukjizat yang agung. Di dalam Al-qur’an terdapat fenomena keilmuan, hal tersebut diketahui setelah dianalisis oleh manusia modern. Fenomena tersebut terdapat keajaiban yang ditemukannya uda mata air yang berbeda yang terletak didasar lautan dan biasa disebut dengan “Bahroin”, ini semua diungkap oleh manusia modern.

Penelitian kecil ini akan menggunakan bentuk penelitian pustaka atau penelitian pustaka dengan menggunakan berbagai sumber data penelitian. Penelitian Perpustakaan atau riset Perpustakaan adalah studi yang berkaitan dengan pemikiran seorang tokoh yang dalam waktu tertentu, kondisi budaya, kondisi masyarakat pada waktu itu, bersama dengan dokumen, secara metodologis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan interpretasi (M. Alfatih Suryadilga, 2005 : 78)

Sementara objek kajian pada penelitian ini ialah Al-qur’an. Ada juga penelitian ini akan menggunakan metode penafsiran Al-qur’an (Abd al-Hayy al-Farmawi, 1977 : 23).

Proses penciptaan air merupakan salah satu tanda-tanda kekuasaan Allah Swt. Ada banyak ayat yang mengajak kaum muslimin untuk merenung ciptaan Allah yang satu ini. Sebgaimana diketahui air adalah zat cair yang substansi kimianya dirumuskan dengan H2O, (Litbang Kementrian Agama RI, Vol. 11 : 17) dikarenakan unsure pembentukan air terdiri dari dua nuklir hydrogen plus satu nukliroksigen. Masing-masing muatan saling mengikat kuat sehingga air memiliki daya kolesi yang lentur. Air mempunyai sifat netral dengan materi yang tidak berwarna, jernih atau bening, tidak berasa dan tidak berbau.

Air memiliki kadar yang unik, sebagaimana diuraikan Fuad Pasya dalam bukunya bahwa komponen molekul secara mendetail adalah sebagai berikut: molekul air (H2O) terdiri atas satu nuklir (inti) oksigen dan dua nuklir hidrogen yang menyala dengan cepat dan oksigen yang membantunya menyala. Sedangkan, air yang terbuat dari kedua unsur itu justru digunakan untuk memadamkan api (Fuad Pasya Ahmad, 2006:138).

Jadi molekul air dari satu sisi menjadi pemadam kebakaran namun di sisi yang lain justru menjadi pemicu terjadinya api. Molekul air dalam keadaan cair bersifat bipolar. Atom oksigen memiliki kekuatan menarik atom hydrogen, meskipun molekul air secara keseluruhan seimbang dari segi listrik. Artinya tidak menampakkan pengaruh muatan listrik, nukleus atom oksigen yang berukuran paling besar menarik jumlah elektron negatif lebih banyak dibandingkan dengan yang ditarik oleh dua nukles hidrogen. Saling ketertarikan atom oksigen yang memiliki elektonegativitas dengan atom hydrogen ini menyebabkan polarisasi muatan.

Menurut Fuad Pasya, secara teknik molekul air dapat digambarkan dalam ruang hampa dengan bentuk segi empat, tetapi dua atom hidrogen tidak terdistribusi secara merata. Masingmasing terkait dengan atom oksigen dari satu sisi. Posisi seperti ini menimbulkan sebuah bangunan teknis di atasnya yang berupa muatan listrik negatif (elektron) dari satu sisi dan muatan listrik positif (proton) dari sisi lain. Artinya, molekul air mempunyai dua kutub yang berbeda. Oleh karena itu, air disebut mempunyai dua kutub. Gejala adanya dua kutub pada air ini dapat dipahami dari penafsiran ciri-ciri air, seperti kemampuan yang luar biasa untuk mencairkan berbagai zat. Sesuatu yang tidak dapat dicairkan oleh air karena satu atau lain hal, terkadang unsur-unsurnya dapat dipecah, lalu dibawa dalam keadaan tergantung atau emulsi (Fuad Pasya Ahmad, 2006:139).

Salah satu kelebihan air adalah mampu merubah dan menetralisir zat lainnya seperti menghancurkan toksin atau racun-racun dan lemak dalam tubuh. Selain itu fungsi air juga melarutkan zat-zat yang diperlukan sebagai bahan makanan dalam tumbuhtumbuhan dan mengubah komponenkomponennya dari satu keadaan ke keadaan yang lain. Para ahli terus melakukan penelitian terhadap komposisi molekul air. Diantara kesimpulan penelitiannya adalah muatan listrik mampu menarik muatan listrik yang berlawanan pada molekul-molekul di sekitarnya, yaitu ujung hidrogen yang positif dan ujung oksigen yang negatif saling menarik. Gaya tarik menarik antar molekul ini dikenal dengan istilah ikatan hidrogen (hydrogen bonding) (Kementrian Agama RI, 2010:164).

Ungkapan الماء atau Air dalam Al-Qu’an Ayat-ayat tentang air dalam alQur’an tidak hanya menggunakan kalimat الماء sebagaimana diurai dalam bab sebelumnya (A.Hamid Hasan Qolay, 1989:65). Beberapa kalimat yang biasa dipakai juga antara lain, hujan, sungai, awan, laut, mata air dan lainlain. Setidaknya terdapat lebih dari 200 ayat yang menjelaskan tentang air dalam al- Qur’an. 6 Dari sekian ayat, air digambarkan memiliki peranan yang vital dalam keberlangsungan makhluk hidup. Beberapa ayat menjelaskan tentang manfaat air dari sisi penopang kehidupan, sarana transportasi, spiritual, medis, sumber energi dan lain sebagainya. Sebaliknya terdapat pula ayat-ayat tentang air dalam al- Qur’an yang menggambarkan sebagai bencana bagi makhluk hidup. Ayat tentang air dalam al-Qur’an disamping menjelaskan air di alam dunia, juga melukiskan air di alam akhirat. Pada sub bab ini, penulis sebutkan air yang menggunakan term الماء .

Di dalam al-Qur’an terdapat 62 kali penyebutan kata الماء ا dengan bentuk yang bermacam-macam. Berikut ini adalah ayat-ayat yang menyebutkan kalimat الماء . sebagai berikut:

  1. Al-Baqarah ayat 22
  2. Al-Baqarah Ayat 74
  3. Al-Baqarah ayat 164
  4. Al-Nisa’ ayat 43
  5. Al-Maidah ayat 6
  6. Al-An’am ayat 99
  7. Al-A’raf ayat 50
  8. Al-A’raf ayat 57
  9. Al-Anfal ayat 11
  10. Yunus ayat 24
  11. Hud ayat 7
  12. Hud ayat 43
  13. Hud 44
  14. Al-Ra’d ayat 14
  15. Al-Ra’d ayat 4
  16. Ibrahim ayat 16
  17. Ibrahim ayat 32
  18. Al-Hijr ayat 22
  19. Al-Nahl ayat 65
  20. Al-Kahfi ayat 29
  21. Al-Nahl ayat 10
  22. Al-Kahfi ayat 45
  23. Taha ayat 53
  24. Al-Anbiya’ ayat 30
  25. Al-Hajj ayat 63
  26. Al-Mukminun ayat 18
  27. Al-Nur ayat 39
  28. Al-Nur ayat 45
  29. Al-Furqan ayat 54
  30. Al-Naml ayat 60
  31. Al-Qasas ayat 23
  32. Al-‘Ankabut ayat 63
  33. Al-Rum ayat 24
  34. Luqman ayat 10
  35. Al-Sajadah ayat 8
  36. Al-Sajadah ayat 27
  37. Fatir ayat 27
  38. Al-Zumar ayat 21
  39. Fusilat ayat 39
  40. Al-Zuhruf ayat 11
  41. Muhammad ayat 15
  42. Qaf ayat 9
  43. Al-Qamar ayat 11
  44. Al-Qamar ayat 12
  45. Al-Qamar 28
  46. Al Waqi’ah ayat 68
  47. Al-mulk ayat 30
  48. Al-Haqqah ayat 11
  49. Al-Jin ayat 16
  50. Mursalat ayat 27

Kalimat yang identik dengan ( الماء ( Air dalam Al-Qur’an Selain kata الماء ,al-Qur’an banyak menyinggung segala hal yang berkenaan dengan air melalui kata-kata lain yang senada, seperti kata االنهر) sungai), ا البحر) laut), العيون) sumber mata air), سحاب) awan), المطر)air hujan) dan lain sebagainya. Berikut ini penulis paparkan masing-masing kata yang memiliki keterkaitan dengan air dalam al-Qur’an :

  1. Sungai (النهر) Sungai memiliki peran penting dalam siklus air di bumi. Sungai merupakan sebuah mata air yang mengalir melalui celah daratan, baik lembah atau lapisan lain dengan batas yang jelas. Sungai mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Bagian yang tinggi disebut hulu sungai dan mengalirkan airnya ke tempat yang lebih rendah, selanjutnya air mengalir ke hilir sungai yaitu tempat yang lebih rendah dan mengarah ke muara sungai. Biasanya sungai menuju ke laut atau danau. Dalam al-Qur’an, sungai disebut sebanyak 54 kali dengan perincian 51 kali dalam bentuk plural dan 3 kali dalam bentuk tunggal. Dari segi ma’rifat nakirah-nya, kata sungai disebut 43 kali dalam bentuk ma’rifat dan 11 kali dalam bentuk nakirah. Dominasi penyebutan sungai dengan bentuk jama’ karena aliran sungai tidak mungkin berdiri sendiri. Aliran sungai akan banyak ditemukan dengan berbagai cabang dan sumbernya dan Indonesia merupakan salah satu negara yang paling kaya akan sungai. Berikut adalah ayat-ayat al-Qur’an yang menyebut kataاالنهار : QS. alBaqarah 25, 74, 266, QS. Ali ‘Imran15, 136, 195, 198, QS. al-Nisa’ 13, 57, 122, QS, al-Maidah 12, 85, 119, QS. al-An’am 6, QS al-A’raf 43, al-Taubah 72, 89, 100, QS. Yunus 9, QS al-Ra’d 35, QS. Ibrahim 23, 32, QS. al-Nahl 31, al- Isra’ 91, QS. al-Kahfi 31, QS. Taha 76, QS. al-Hajj 14, 23, QS. al-Furqan 10, QS. al-Ankabut 58, QS. al-Zumar 20, al-Zukhruf 51, QS. Muhammad 12, 15, 15, 15, QS. al-Fath 5, 17, QS. al-Hadid 12, al-Mujadalah 22, QS. al-Shaf 22, QS. al-Taghabun 9, QS. al-Talaq 11, QS. al-Tahrim 8, QS. alBuruj 11, QS. al- Bayyinah 8, al-Ra’d 3, al-Nah}l 15, QS. al-Naml 61, QS. Nuh 12.

 

  1. Laut (البحر) Lebih dari 70 % permukaan bumi ini ditutup oleh air laut, sehingga laut mempunyai peranan vital dalam proses keseimbangan alam. Itulah sebabnya langit berwarna biru, karena pengaruh dari laut. Air hujan sumbernya dari hasil penguapan air laut. Penyebaran air tersebut dilakukan oleh angin yang sangat sesuai dengan kebutuhan. Dalam alQur’an, kata البحر dan seakarnya disebut sebanyak 41 kali dalam bentuk tunggal sebanyak 33 kali, dalam bentuk tathniyah lima kali yaitu: , QS. Fatir 12, QS. al-Kahfi 60, QS. al-Furqan 53, QS. alNaml 61, QS. al-Rahman 19. Pada ayat tersebut menggunakan bentuk tathniyah karena mengandung arti dua lautan yang memiliki karakter berbeda dari rasa dan kandungannya serta tidak menyatu walaupun dalam satu tempat. Hal ini juga yang menjadikan Costeau, seorang ilmuwan Jepang menjadi muslim ketika melihat fenomena pertemuan dua air laut yang berbeda karakter. Ia menyaksikan sendiri tempat bertemunya dua air yang berbeda rasa tersebut ketika melakukan eksplorasinya di dasar laut. Satu sisi rasanya asin dan sisi lain terasa tawar dan segar. Peristiwa ini sudah diungkap al-Qur’an pada surat Fatir  Artinya: Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari masingmasing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur (Departemen Agama RI, 2005: 618).

Kata البحر dalam bentuk plural tiga kali yaitu: QS. al-Takwir 6, QS. alInfitar 3, Luqman 27. Pada ayat ini, alQur’an menyebutnya dengan plural karena ketiga ayat tersebut, menjelaskan air laut secara keseluruhan ketika hari kiamat tiba, laut dijadikan Allah meluap (QS. al-Infitar 3) dan dijadikan panas (QS. al-Fatir 6), dan satu lagi menceritakan tujuh laut Allah yang diumpamakan seperti tinta untuk menulis ilmu dan hikmah Allah (QS. Luqman 27). Dari segi ma’rifat dan nakirahnya, kata البحر disebutkan 39 kali dalam bentuk ma’rifat dan 2 kali dalam bentuk nakirah. Penyebutan البحر banyak menggunakan bentuk ma’rifat karena kata laut di muka bumi hanya menunjukkan arti yang sama yaitu lautan yang menghampar di seluruh muka bumi. Berikut ini ayat-ayat yang menyebut kata البحر dalam bentuk mufrad dalam al-Qur’an: QS. al-Baqarah 50, 164, QS. alMaidah 96, QS. al-An’am 59, 63, 97, QS. al-A’raf 138, 163, QS. Yunus, 22, 90, QS. Ibrahim 32, QS. al-Nahl 14, QS. al- Isra’ 66, 67, 70, QS. al-Kahfi 61, 63, 79, 109, 109, QS. Taha 77, QS. al-Hajj 65, QS. alNur 40, QS. al-Shu’ara’ 63, QS. al-Naml 63, QS. al-Rum 41, QS. Luqman 27, 31, QS. al-Shura 32, QS. al-Dukhan 24, QS. l-Jathiyah 12, QS. al- Tur 6, QS. QS. alRahman 24.

 

  1. Mata air (عيون( Dalam al-Qur’an kata عيون dan (ينا, عينان,عيون, اعين, معين ) seakarnya disebut sebanyak 66 kali. Dari sekian penyebutan, yang identik dengan makna air atau benda cair hanya sebanyak 25 kali. Sembilan diantaranya menggunakan kalimat عين ,yaitu : QS. Saba> ’ 12, QS. al-Gha>shiyah 5, 12, QS. al-Baqarah 60, QS. al-A’ra>f 160, QS. Maryam 26, QS. al-Insa>n 6, 18, QS. AlMutaffifin 28. Sedangkan yang menggunakan kalimat عينان dua kali yaitu pada: QS. Al-Rahman 60 dan 66. Lalu menggunakan kalimat عيون sebanyak 10 kali, pada : QS. al-H{ijr 45, al-Shu’ara 57, 134, 147, QS. Yasin 24, QS. Al-Dukha>n 26, 52, QS. al-Dariyat 15, QS. alMursala>t 41 dan QS. al-Qamar 12. Sedangkan kalimat معين diulang sebanyak 4 kali, pada : QS. AlMu’minu>n 50, QS. al- Saffat 46, QS. alWa>qi’ah 18 dan QS. al-Mulk 30. Dari 25 kali penyebutan tersebut, hanya 4 kali menggunakan bentuk ma’rifat, selebihnya 21 kali dalam bentuk nakirah.

 

  1. Hujan (المطر( Air hujan sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan. Dengan hujan, siklus peredaran air menjadi seimbang dan stabil. Dalam alQur’an hujan digambarkan sebagai sesuatu yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Kata المطر sebanyak 14 kali, yakni : QS. al-A’raf 84, 84, QS. Hud 82, QS. alHijr 84, QS. al-Shu’ara 173, 173, 1 73, QS. al-Naml 58, 58, 58, QS. al-Anfal 32, QS. al-Furqan 40, 40, QS. al-Nisa 102. Dari 14 kali penyebutan, tujuh diantaranya menggunakan kata kerja (fiil) dan tujuh lainnya berupa isim. Empat diantara isim tersebut berupa nakirah dan tiga lainnya berbentuk ma’rifat. Namun dalam al-Qur’an, kalimat yang bermakna hujan tidak hanya menggunakan kata المطر ,tetapi terdapat kata lain yang bermakna hujan seperti dalam kata السماء yang disandingkan dengan kata انزل dan seakarnya. Al-Qur’an mengungkap air hujan setidaknya انزل من السماء redaksi dengan terdapat dalam 24 ayat. Semua kata رطمال tersebut memiliki makna yang bermacam-macam dalam penggunaannya. Berabad-abad yang lalu, Allah Swt telah menggambarkan dengan jelas bagaimana proses terjadinya hujan, jauh sebelum para ilmuan sains menemukan teorinya. Dalam Surat al-Nur 43: Artinya: tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagianbagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, Maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiranbutiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, Maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran)es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu Hampir-hampir menghilangkan penglihatan (Departemen Agama RI, 2005: 496)

Air dalam Perspektif Sains Air adalah merupakan kimia kehidupan, kapanpun kita ingin mencari tahu apakah kehidupan yang kita ketahui ada di Mars atau di planet lain, pasti yang pertama kali dicari oleh para ilmuwan adalah keberadaan air. Mengapa demikian karena kehidupan di bumi sangatlah tergantung pada air. Banyak sekali bentuk kehidupan (baik tanaman dan hewan) bersa di air. Semua kehidupan di bumi diyakini muncul dari air. Sebagian tubuh semua organisme yang hidup terdiri dari air. Sekitar 70 atau 90 % bahan organiknya terdiri dari air. Reaksi kimia yang mendukung kehidupan disemua tumbuhan dan hewn berlangsung di dalam sebuah medium air. Air tidak hanya menyediakan media yang menjadi tempat dimungkinkannya reaksi yang menyokong kehidupan, tapi air itu sendiri sering menjadi produk atau reaktan yang penting dari reaksi-reaksi itu. Singkat kata Alkimia ditemukan di dalam kimia air. Didarat ancaman kehidupan yang terbesar adalah dessication (kekeringan yang ekstrim).

Air hilang dalam berbagai cara di antaranya: evaporasi dari oermukaan pernafasan, eveporasi dari kulit, elemenasi tinja, dan pengeluaran urin. Dikarenakan polaritas mulekul air dan kecenderungannya membentuk ikatan hidrogen dengan mulekul-mulekul lainya, air dijuluki pelarut universal. Sebuah mulekul air yang diekspresikan dalam simbol kimiawi H2O, terdiri dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Dari penjelasan di atas air adalah merupakan unsur terpenting dalam kehidupan baik manusia, tumbuhan, dan binatang. Air dalah merupakan salah satu unsur yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan ini (M. Quraish Shihab,, 1997:184)

[1] Jhon M. Echolis, Hasan Shadily, Kamus Indonesia Inggris (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001), 7.

[2] Akmad Sya‟bi, Kamus An-Nur Arab-Indonesia (Surabaya: Halim, t.th), 678

[3] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 15.

[4] Robert J. Kodoatie, Tata Ruang Air Tanah (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2012), 35.

banner 325x300
Ikuti kami di Google News